Posted by Rumah Cinta Indonesia on Sunday, November 10, 2013
Lahir pada tahun 1867 oleh Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro. Beliau pada saat itu menjabat sebagai Palang Mejayan.
Waktu itu Caruban sedang diserang penyakit atau pageblug yang luar biasa. Banyak orang dan juga hewan ternak sakit sampai akhirnya mati. Istilahnya
Loro Sore Isuk Mati, Loro Isuk Sore Mati. Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro pun turun berkeliling melihat daerah kekuasaannya. mulai dari Balerejo sampai Nganjuk, Tawon sampai Gunung Kidul. Melihat keadaan wilayah beserta rakyatnya yang demikian Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro memanggil semua perangkatnya untuk menjaga wilayahnya masing-masing.
Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro pun menemui romonya Raden Tumenggung Prawirodipuro yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati. Setelah Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro berdialog masalah penyakit atau pageblug yang melanda wilayahnya, Raden Tumenggung Prawirodipuro Semedi meminta petunjuk kepada Tuhan.
Setelah bersemedi, Raden Tumenggung Prawirodipuro berkata kepada Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro bahwasanya memang penyakit yang melanda daerahnya itu memang bukan penyakit sembarangan. penyakit itu datang dari gangguan mahkluk halus. maka disuruhlah Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro oleh romonya untuk bersemedi di daerah gunung kidul dengan membawa
Sodo Lanang. Romo berpesan kepada putranya tersebut sodo lanang yang dibawa tersebut hanya boleh dipakai ketika dia dalam keadaan terdesak. Dengan pengawalnya yaitu Raden Ayu Roro Tumpi beserta Wewe Putih yang merupakan golongan dari bangsa Jin berangkatlah Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro ke petilasan gunung kidul untuk bersemedi memohon petunjuk kepada Tuhan. ketika sampai di Gunung kidul Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro langsung melakukan ritual semedinya dengan dibelakangnya di dampingi oleh Raden Ayu Roro Tumpi dan Wewe Putih. Di tengah tengah semedinya, sekumpulan bangsa Jin datang untuk melawan Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro. Raden Ayu Roro Tumpi dan Wewe Putihpun menghalau para jin tersebut lalu terjadilah peperangan yang luart biasa antara kedua belah pihak. Ternyata semakin lama berperang, bangsa Jin tersebut bukan semakin berkurang tapi justru semakin banyak. Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro yantg dari tadi masih dalam ritual semedi lalu bangun dengan rasa marah dari semedinya dan langsung menyabetkan Sodo Lanang pemberian dari Romonya kepada ribuan Jin jin yang ada di hadapannya. serta merta itu juga para jin jin tersebut seolah olah seperti langsung terikat tangan dan kakinya. Setelah semua Jin kalah oleh Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro, para jin jin itupun memohon ampun kepada Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro. Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro mengampuni para jin tersebut dengan syarat para jin tersebut mau membantunya memerangi sesama bangsa jin yang telah menggangu wilayahnya. Para jin jin itupun menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro. Setelah itu dibebaskanya para jin dari ikatan yang mengikat kaki dan tangan tersebut dan di ajaklah pulang semua jin jin tersebut pulang ke wilayah Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro. sesampainya di Caruban, Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro memanggil seluruh perangkat perangkatnya untuk berkeliling dan memberantas para jin jin yang sudah merusak ketenangan wilayah caruban tersebut. dengan bantuan jin jin dari gunung kidul akhirnya seluruh jin jin jahat yang berada di wilayah Caruban bisa terusir dari wilayah Caruban.
Seketika itu juga dengan perginya jin jin jahat tersebut dari wilayah Caruban maka hilang jugalah Pageblug atau penyakit yang melanda caruban.
Setelah itu Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro berkata kepada para jin Gunung Kidul agar kembali ke daerah asal mereka tetapi Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro berpesan bahwa setiap kali Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro butuh bantuan dari mereka, mereka harus siap membantu. Para jin pun pergi meninggalkan Caruban dengan membawa bekal dari Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro.
Karena inilah setiap Bulan Suro malam jum'at pahing diadakan kirab untuk ritual berupa sesaji kembang, menyan dan lain lain.
Setelah kejadian tersebut, ketika Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro melamun, dia mengingat ingat wajah dari jin atau buto yang bertempur dengannya. dia mengingat ada empat Jin atau Buto yang berwarna hitam, merah, hijau dan putih. ini sama dengan filosofijawa mengenani manusia yaitu manusia terdiri dari bumi, geni,banyu lan angin.
FILOSOFI dari Dongkrek
dong: donganipun
k : kawulo
r: rakyat
e: enggalo
k: kasembadan
Filosofi dari alat musik Kesenian Dongkrek
Korek : Sapu Korek // berfungsi sebagai alat untuk membersihykan ( Penyakit / pageblug)
Kentongan : Memanggil masyarakat agar berkumpul
Gong Beri : Berbudi Bowo Leksono ( Ayo Bekerja, bvergotong royong agar pekerjaan segera selesai)
Kendang: Krenteke Ati ayo podho Tumandang
Gong Pamungkas: Tugas Telah Selesai dengan baik.
Mudah mudahan bermanfaat..
Nara Sumber (Mbah Dul Rokhim. Pemerhati Kesenian Dongkrek Madiun)
Kesenian Dongkrek